 H. Erick Thohir, B.A., M.B.A. (ET), Menteri BUMN, mengajak para peserta dan masyarakat Indonesia untuk tidak menjadi penonton.){kind=link}
Indonesia adalah negara kaya. Sumber daya alamnya melimpah. Potensi SDA ini adalah modal berharga.
Dalam kuliah umum dan Seminar Nasional di Universitas Kristen Maranatha, 02 Agustus 2023, Dr. (H.C.) H. Erick Thohir, B.A., M.B.A. (ET), Menteri BUMN, mengajak para peserta dan masyarakat Indonesia untuk tidak menjadi penonton.
Masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, harus menjadi pelaku perubahan untuk mewujudkan Indonesia emas.
Apalagi, saat ini dunia sudah memasuki era teknologi yang maju dengan begitu cepat. ET menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tools yang diciptakan manusia, dan semua itu harus dipakai untuk memajukan kehidupan dan manusia.
Jika manusia, khususnya generasi muda, tidak mengubah dan membangun mindset, paradigma, yang siap menyambut perubahan, maka kesempatan kerja akan hilang. Universitas hanya akan menghasilkan orang pintar yang menganggur.
Terkait dengan peranan Universitas, ET mengajak supaya penelitian yang dilakukan, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ngelink dengan dunia industri. Universitas memiliki peranan penting dalam memajukan SDM.
ET menyampaikan, pemerintah Indonesia sendiri saat berkomitmen untuk membuka dan memperbanyak lapangan pekerjaan dan memacu tumbuhnya inovasi dan kreativitas.
“Pemerintah terus mendorong hilirisasi SDA, industrialisasi pangan, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital.” Ini kebijakan pemerintah.
Namun, di luar itu, ada banyak peluang industri kesehatan, makanan dan minuman, juga kesehatan. Kesempatan-kesempatan ini membuka peluang, dan pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur digital untuk menopang tumbuhnya industri digital.
Pemerintah Joko Widodo telah memacu tumbuhnya ekonomi Indonesia. Hal ini perlu dilanjutkan, dan karena itu membutuhkan leadership dan SDM yang handal.
Salah satu pesan menarik ET dalam kuliah umum ini adalah kedepan, dalam memilih pemimpin, kita tidak hanya membutuhkan orang yang paham geopolitik, tetapi juga geoekonomi. Perlu keseimbangan.
(Hariman A. Pattianakotta, Pendeta Universitas Universitas Kristen Maranatha)