December6 , 2023

    Johnson Oatman Penulis Himne yang Tak Berbakat

    Related

    SIVITAS AKADEMIKA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA

    Mikha 4: 6 - 13 “Dan engkau, hai Menara Kawanan...

    CAHAYA DI TENGAH KEGELAPAN: MERENUNG MASA DEPAN

    Mikha 4: 1 – 5 “Tetapi mereka masing-masing akan duduk...

    KESIAGAAN DALAM KEGELAPAN

    Markus 13: 24 – 37 “Apa yang Kukatakan kepada kamu,...

    HIDUP DALAM KEADILAN, INTEGRITAS, DAN KASIH ALLAH

    Mikha 2: 1 – 13 “Raja mereka akan berjalan terus...

    KEBANGKITAN, HARAPAN, DAN PERDAMAIAN

    Zakharia 14: 1 – 9 “Maka TUHAN akan menjadi Raja...

    Share

    Johnson Oatman Jr. merasa tak punya bakat dalam bernyanyi. Terbilang jauh dibandingkan dengan ayahnya, yang mengemban nama serupa. Sang ayah, yang bekerja sebagai tukang, memang sudah terkenal sebagai penyanyi bagi gereja lokal mereka di Medford, New Jersey.

    Sejak kanak-kanak, Johnson selalu bergembira jika melihat ayahnya menjadi pemimpin pujian atau mengambil solo dalam paduan suara. Namun, ia tidak yakin bisa bernyanyi sebagus ayahnya.

    Johnson pun memilih karir dan sekolah publik dengan harapan ia bisa meneruskan usaha pertukangan ayahnya. Hal yang kemudian dilakukannya sembari melayani sebagai pengkotbah awam di jemaat Methodis Episkopal Bordentown, New Jersey.

    Johnson kerap merenungkan perjalanan iman Kristiani sebagai hal yang perlu diusahakan agar terus naik menuju tujuan mulia. Ayat favoritnya adalah Filipi 3:14, yang menekankan agar orang percaya terus naik dalam pertumbuhan rohaninya.

    Kesungguhan untuk naik inilah yang kemudian menginspirasinya mengasah bakat sebagai penyanyi. Johnson mulai bernyanyi di gereja dan menulis sejumlah himne, setelah ia berumur 46 tahun. Bakat yang besar itu pun kian terlihat.

    Ia menulis hampir 200 lagu pujian setiap tahunnya. Dari sekitar 5.000 yang tercatat diciptakan oleh Johnson, ada cukup banyak lagu ciptaannya yang sangat populer, semisal lagu Count Your Blessing (Berkat Tuhan Mari Hitunglah/Bila Topan Keras Melanda Hidupmu – Kidung Jemaat No 439).

    Namun lagu Higher Ground (Kudaki Jalan Mulia, Kidung Jemaat No. 400) adalah favorit Johnson karena merangkum motivasinya berkarya dalam musik Kristiani. Lagu ini sebenarnya salah satu lagu paling awal diciptakan Johnson, meski baru dipublikasikan pada 1898.

    Menghayati ayat di Surat Filipi tadi, Johnson menyerukan, perjalanan iman yang seyogianya dijalani tiap hari oleh umat percaya. Meski merasa diri tak berbakat, Johnson membuktikan bahwa jalan mulia berbagi kasih itu membahagiakan untuk didaki.

    spot_img
    Previous articleMerdeka Oleh Rahmat
    Next articleManusia Allah