Yehezkiel 13: 1-16
“Sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH, karena kamu menyampaikan kata-kata dusta dan melihat hal-hal bohong, maka aku akan menjadi lawanmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH. “ (Yehezkiel 13: 8)
Penipuan menjadi praktik yang marak terjadi dalam hidup sehari-hari. Ada penipuan yang dilakukan secara online maupun secara langsung. Secara online, ada praktik penipuan “mama minta pulsa,” dijanjikan hadiah dari bank atau perusahaan tertentu asalkan, dll. Ada banyak modus. Ada pula praktik penipuan yang dilakukan secara rapih dan terstruktur di instansi tertentu, misalnya dilakukan pemotongan dana bantuan, menyogok untuk mendapatkan posisi atau jabatan, dll. Di masa kampanye, kita sering mendapati para politisi yang suka mengumbar janji, tetapi ketika menjabat janji-janjinya tidak ditepati. Ini adalah contoh kebohongan atau penipuan politik.
Yehezkiel memperlihatkan juga contoh penipuan dan kebohongan yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu di masa lalu. Ketika Israel sedang dibuang di Babel, berada dalam penderitaan, nabi-nabi ini justru melakukan penipuan. Mereka memutar-balikkan kebenaran. Tidak ada damai sejahtera, tetapi mereka mengatakan damai sejahtera. Nabi-nabi ini menjadi bagian dari kekuatan politik yang membius kesadaran warga di pembuangan. Mereka bersekongkol untuk memanipulasi proyek. Pembangunan tembok yang belum selesai, dicatat seolah-olah sudah selesai. Mereka melakukan proyek tidak sesuai perencanaan. Karena hal ini, Sang Nabi menyampaikan bahwa Allah menjadi lawan mereka.
Sahabat, perlawanan Allah terhadap nabi palsu dan kebohongan mereka sesungguhnya merupakan ajakan bagi kita untuk melawan segala jenis penipuan di masa kini dan masa mendatang. Pejabat (dimana pun) dan politisi korup harus dilawan!Melawan kejahatan mereka adalah panggilan Allah.(HAP)
Refleksi: Mengkritisi dan melawan penipuan dan kebohongan adalah upaya penting untuk membangun keadaban publik.