December6 , 2023

    Pemilu Asik, Indonesia Bersih

    Related

    SIVITAS AKADEMIKA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA

    Mikha 4: 6 - 13 “Dan engkau, hai Menara Kawanan...

    CAHAYA DI TENGAH KEGELAPAN: MERENUNG MASA DEPAN

    Mikha 4: 1 – 5 “Tetapi mereka masing-masing akan duduk...

    KESIAGAAN DALAM KEGELAPAN

    Markus 13: 24 – 37 “Apa yang Kukatakan kepada kamu,...

    HIDUP DALAM KEADILAN, INTEGRITAS, DAN KASIH ALLAH

    Mikha 2: 1 – 13 “Raja mereka akan berjalan terus...

    KEBANGKITAN, HARAPAN, DAN PERDAMAIAN

    Zakharia 14: 1 – 9 “Maka TUHAN akan menjadi Raja...

    Share

    Seminar dan Talk Show kebangsaan kembali di gelar di Universitas Kristen Maranatha pada 22 September 2023. Bertempat di Ruang Teater Gedung Administrasi Pusat, topik yang diangkat dan dikupas seputar “Pemilu Asik, Indonesia Bersih”.

    Tiga narasumber dihadirkan dalam diskusi ini. Pertama adalah Fereddy, S.E., anggota Komisioner BAWASLU Jawa Barat. Kedua, Pdt. Dr. Hariman A. Pattianakotta, M.Th., Pendeta Univeristas Kristen Maranatha, yang sekaligus juga menjadi Ketua Pusat Kajian Kebhinekaan dan Perdamaian (PKKP) Universitas Kristen Maranatha. Ketiga, Rafael Situmorang, SH., anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.

    Seminar dan Talk Show yang dipandu oleh Demson Tiopan, S.H., M.H., CLA., Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha ini, diselenggarakan oleh PKKP bersama Lembaga Pendeta dan Badan Pelayanan Kerohian (BPK) Universitas Kristen Maranatha.

    Tema yang diangkat dalam diskusi ini merupakan upaya merespon situasi nasional menjelang Pemilu 2024. Seminar ini menjadi bagian dari edukasi politik kebangsaan bagi para civitas akademika, khususnya para mahasiswa yang kemungkinan besar menjadi pemilih Pemula.

    Pemilu adalah pesta demokrasi. Layaknya pesta, maka perhelatan Pemilu harus dilakukan dan dirayakan dengan gembira untuk menegaskan daulat rakyat dalam memilih pemimpin, sekaligus sarana untuk mematangkan demokrasi kita.

    Pdt. Hariman menyampaikan bahwa secara prosedural, demokrasi kita sudah baik. Indonesia sudah memiliki lembaga penyelenggara Pemilu yang independen, juga kehidupan pers yang bebas. Warga sendiri dapat turut serta menjadi pengawas dalam proses Pemilu di era teknologi digital dewasa ini.

    Dalam konteks masyarakat yang relatif terbuka di masa kini, selaku komisioner BAWASLU, Fereddy bahkan mengajak para peserta seminar untuk bukan hanya memantau Pemilu (mulai dari pra pemilihan, saat pemilihan, dan pasca pemilihan), tetapi juga turut mengawasi lembaga penyelenggara Pemilu itu sendiri. Hal ini penting supaya kita benar-benar dapat menghasilkan Pemilu yang bersih.

    Sementara itu, Rafael Situmorang mengingatkan dengan realistik, bahwa Pemilu itu bukan untuk mencari dan memilih figure yang terbaik, tetapi mencegah yang buruk berkuasa. Rafael mengutip apa yang pernah diutarakan oleh Frans Magnis Suseno. Di balik pernyataan itu, terdapat harapan supaya masyarakat pemilih aktif berpartisipasi untuk menggunakan hak dan kewajibannya dalam memilih, sebab satu suara sangat berarti.

    Ketiga narasumber juga mengingatkan akan kecenderungan masyarakat, khususnya anak-anak muda yang apatis. Apatisme itu bukan solusi. Apatisme justru akan menambah rumitnya masalah, sebab dengan apatisme orang-orang buruk akan mendapatkan panggung.

    Karena itu, partisipasi masyarakat sangat penting. Apalagi, dari data pemilih yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperlihatkan bahwa pemilih muda menempati presentasi tertinggi. Masa depan Indonesia ditentukan oleh para pemilih muda.

    Itu sebabnya orang-orang muda harus membuat Pemilu 2024 nanti menjadi Pemilu asik. Pemilu asik itu bebas dari politisasi SARA demi kekuasaan. Orang muda harus say no untuk politisi dan partai politik yang memecah belah Masyarakat dengan isu SARA dan ujaran-ujaran kebencian.

    Pemilu asik itu juga bebas dari money politics. Suara pemilih tidak boleh ditukar dengan sembako atau uang. Sebab, sekali kita menjual suara kita, maka masa depan kita akan tergadai di tangan politisi yang buruk. Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang punya kompetensi dan integritas. Kompetensi tanpa integritas akan mudah menjatuhkan seseorang ke dalam malpraktik politik, seperti korupsi.

    Karena itu, para narasumber mengajak supaya rekam jejak para politisi dilihat. Adik-adik Mahasiswa pun bisa berpartisipasi memperkenalkan calon-calon pemimpin yang diusung partai, supaya Masyarakat memiliki referensi yang tepat untuk memilih.

    Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof. Ir. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D., IPU yang hadir membuka Seminar dan Talk Show ini menyambut baik kegiatan seperti ini, agar mahasiswa dan civitas akademika dapat terus belajar memahami situasi sosial dan politik yang sedang berlangsung dan dapat berpartipasi mewujudkan Pemilu Asik dan Indonesia Bersih.

    (Hariman A. Pattianakotta)

     

    spot_img
    Previous articleKETIKA KEJATUHAN ITU TIBA
    Next articleJANGAN IRI HATI!