Yehezkiel 7:1-9
“Sekarang dengan segera Aku akan mencurahkan amarah-Ku atasmu dan melampiaskan murka-Ku kepadamu, Aku akan menghakimi engkau selaras dengan tingkah lakumu dan membalaskan kepadamu segala perbuatan-perbuatanmu yang keji.” (Yehezkiel 7:8)
Kita masih ingat beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita pembunuhan Brigadir Yosua yang melibatkan banyak orang selain sang eksekutor yaitu Barada Eliezer. Pada akhirnya mereka masing-masing mendapat hukuman dari hakim yang sudah ditetapkan untuk menghakimi kasus tersebut. Itulah pengadilan di dunia.
Pernahkah kita membayangkan bagaimana penghakiman Allah atas bangsa Israel. Pemberontakan Israel, ketidaktaatan, ketidaksetiaan yang menyebabkan murka Allah. Allah mencurahkan amarah-Nya dan melampiaskan murka-Nya (Yeh 7:8). Bahkan meskipun Israel adalah umat yang sangat dikasihi-Nya, hal ini tidak menyurutkan murka-Nya. Allah menyatakan bahwa Dia tidak akan merasa sayang dan berbelas kasih karena perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan bangsa Israel. Dengan tegas Allah menyatakan bahwa Dia berkuasa untuk memusnahkan (Yeh 7:9). Inilah pengadilan Allah yang tidak kompromi terhadap dosa.
Kita memang tidak hidup di jaman perjanjian lama, tetapi hukum Allah tetap sama. Allah adalah kasih, tapi Dia juga adalah Allah yang adil. Di dunia kita masih sering mendengar ketidakpuasan terhadap hukuman yang dijatuhkan atau ditetapkan oleh hakim terhadap suatu kasus, tetapi bisakah kita menghindar dari hukuman Allah ?. Kita semua akan menghadapi pengadilan dari sang Hakim Agung yaitu Kristus sendiri, setiap orang akan memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya semasa hidupnya (2 Kor 5:10). (ADP)
Refleksi : Masih ada kesempatan untuk mengaku percaya dan tunduk hanya kepada sang Hakim Agung, yaitu Tuhan Yesus.